Oleh : Robert L. FitzPatrick
–
Multi Level Marketing (MLM) bertumbuh dan
perusahaan-perusahaan anggotanya berlipat-ganda.
Permintaan untuk bergabung terjadi dimana-mana. Kesan
yang ditimbulkan adalah bahwa ini adalah “gelombang
masadepan”, model bisnis yang tepat waktunya,
bertumbuh dalam usaha yang sah yang diterima umum, dan
diklaim bahwa bisnis ini akan menggantikan sebagian
besar bentuk pemasaran dan penjualan. Banyak orang
dituntun untuk percaya bahwa sukses dapat dicapai
dengan mempercayai sistem ini dengan setia dan
mengikuti cara-caranya dan sementara itu semua orang
akan menjadi distributor.
Analisis saya akan bisnis MLM didasarkan pada 14 tahun
pengalaman sebagai konsultan perusahaan khususnya
dalam bidang distribusi dan lebih dari 10 tahun
penelitian dan pengalaman menulis tentang model MLM.
Ini termasuk ikut serta sebagai saksi ahli dalam
pengadilan, korespondensi dengan lebih dari 1.500
orang, menulis buku, diwawancarai oleh radio, TV,
surat kabar dan majalah, dan studi secara hati-hati
terhadap berbagai praktek MLM.
–
Penelitian ini menunjukkan bahwa model bisnis MLM yang
dipraktekkan banyak perusahaan, adalah tipu-daya
pemasaran. Dalam kasus-kasus itu, bisnis ini terutama
berbentuk skema untuk secara terus-menerus memasukkan
distributor dan sedikit sekali produk yang dijual
kepada konsumen yang tidak menjadi distributor.
–
Secara umum, industri MLM mengklaim potensi
penghasilan distributor yang menjanjikan, diskripsinya
mengenai model bisnis ‘jaringan’ dan ramalannya
mengenai tujuan untuk mengendalikan distribusi produk
sama sahnya seperti keabsahan penampakan piring
terbang (UFO) dalam dunia sains.
–
Secara finansial, kemungkinan seseorang memperoleh
sukses keuangan dalam kondisi demikian tidak kalah
dengan kemungkinan seseorang menang di meja judi Las
Vegas.
–
Legalitas sistem MLM dilandaskan pada keputusan tahun
1979 terhadap satu
perusahaan MLM. Pengaturan legalitas yang diputuskan
pun umumnya diabaikan
dalam industri ini. Langkanya undang-undang atau
pengaturan para pajabat
negara yang berwewenang juga memungkinkan industri ini
berkembang terus
dibalik hukuman yang dilakukan Penuntut Umum atau FTC.
–
MLM tidak dirumuskan atau diatur seperti halnya
waralaba (franchise). MLM dapat dibentuk tanpa
persetujuan pemerintah. Tidak ada undang-undang yang
berkaitan dengan skema piramid. Banyak keputusan
anti-piramid dari negara-negara bagian kabur dan
lemah. Peraturan pemerintah biasanya menuntut,
terutama untuk membuktikan bahwa perusahaan itu
berskema piramid.
Proses demikian bisa memakan waktu bertahun-tahun, dan
pada waktu itu, dampak haram yang dialami langganan
sudah terjadi. Sebenarnya, sekalipun piramid MLM
ditutup, para promotornya segera membentuk perusahaan
baru dengan nama baru dan kembali mengecoh masyarakat.
–
Kartu skor ekonomi MLM’ dicirikan dengan tingkat
kegagalan yang masif dan kerugian finansial jutaan
langganan. Struktur, dimana posisi dalam rantai
penjualan yang tidak berujung secara matematis, tidak
stabil dan system yang tidak membatasi jumlah
distributor pada pasar secara jelas tidak stabil.
Bisnis inti MLM – penjualan langsung secara pribadi –
bertentangan dengan kecenderungan teknologi
komunikasi, distribusi yang efketif dalam biaya, dan
perilaku beli konsumen dalam memilih. Aktivitas
penjualan eceran, dalam kenyataannya, hanya dalih
bisnis inti – menggait investor dalam organisasi
piramid yang menjanjikan pertumbuhan penghasilan yang
eksponensial.
–
Seperti dalam semua skema piramid, penghasilan
distributor dilapisan atas dan keuntungan perusahaan
datang dari pemasukan dari investor-investor baru di
dasar yang terus menerus. Dipandang dari keuntungan
perusahaan dan kemakmuran kelompok elit di puncak
industri MLM, model ini dapat mengecoh mereka yang
kurang mengerti, sama halnya dengan yang dilakukan
oleh semua skema piramid sebelum mereka rontok atau
dibuka kelemahannya oleh yang berwewenang.
–
Pemasaran ini menipu karena memanipulasi kepercayaan
umum, kebutuhan social dan pribadi, dan beberapa
kecenderungan ekonomi yang terlihat dalam pertumbuhan
MLM, daripada kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan.
Pemasaran yang menipu ini tertolong oleh langkanya
secara umum evaluasi profesional atau penyelidikan
oleh media bisnis yang punya reputasi.
Konsekwensinya, sebuah dilusi populer didukung kesan
bahwa MLM adalah pilihan investasi bisnis dan karier
yang hidup terus yang menjanjikan untuk setiap orang
dengan kemungkinan sukses, dapat disamakan atau lebih
baik dari perdagangan, profesi, lapangan kerja atau
bisnis lainnya.
–
Mereka yang memilih MLM ‘sebenarnya bukan masyarakat
konsumen tetapi investor yang mengharapkan keuntungan.
Pasar investor demikian bertumbuh pesat pada masa
transisi ekonomi, globalisasi dan PHK. Janji-janji
penghasilan yang cepat dan mudah dengan gambaran
kemakmuran dan kebahagiaan tak terhingga juga
memainkan peran besar dalam pemasaran demikian.
Kepercayaan pemasaran MLM ditujukan kepada distributor
yang prospektif daripada promosi produk kepada
pembeli. Produk sesungguhnya bukanlah pelayanan tilpon
jarak jauh, pil-pil vitamin, obat kesehatan atau
pelumas kulit, tetapi gambaran yang dijanjikan dalam
investasi menjadi distributor, yang secara menipu
digambarkan dengan bayangan penghasilan tinggi, waktu
yang diperlukan hanya sedikit, investasi modal kecil
dan sukses dalam waktu dekat.
–
Kata Kebohongan (lie), memang memprovokasi dan
digunakan disini untuk tujuan provokatip. Pada
beberapa tingkat, setiap orang yang berpartisipasi
dalam MLM dimana sedikit penjualan terjadi secara
tidak sadar menipu dirinya sendiri. Banyak yang duduk
dipuncak organisasi ini berbohong kepada semua orang.
Penipuan terselubung ada dalam sistem meresapi
pemasarannya.
Berikut adalah 10 kebohongan yang saya temukan yang
dapat dijumpai dalam nyaris
semua MLM yang saya pelajari.
——————————————————-
Kebohongan #1:
MLM adalah bisnis yang menawarkan kesempatan yang
lebih baik untuk menghasilkan uang dalam jumlah besar
dibandingkan dengan model bisnis dan profesional
konvensional lainnya.
–
Kebenaran:
Bagi kebanyakan investor MLM praktek ini akan
merupakan kerugian. Ini bukan pendapat, tetapi
kenyataan sejarah. Timbanglah beberapa contoh penting
yang
terjadi pada MLM besar berikut:
–
Dalam MLM yang terbesar, Amway, hanya ½ persen dari
semua distributor menjadi basis langsung sebagai
distributor, dan pendapatan rata-rata semua
distributor adalah $40 sebulan. Ini adalah pendapatan
kotor sebelum dikenai pajak dan ongkos-ongkos. Bila
biaya dijadikan faktornya, sudah jelas bahwa hampir
semua mengalami kerugian. Menjadikannya agar
memasarkan secara ‘langsung’ bagaimanapun bukanlah
karcis menuju keuntungan, tetapi menuju kerugian yang
lebih besar lagi. Ketika Jaksa Agung Wisconsin
mengajukan tuntutan kepada Amway, pajak dari semua
distributor di Amerika Serikat menunjukkan rata-rata
kehilangan $918 bersih untuk pemerintah.
–
Penjualan yang luar biasa dan kegagalan pemasaran
menjadi faktor utama dari kegagalan ini, namun
walaupun bisnis ini lebih layak, perhitungan matematik
saja sudah akan membatasi kesempatan demikian. Tipe
struktur bisnis MLM hanya dapat menunjang sekelompok
kecil pemenang. Bila satu orang membutuhkan 1.000
orang down-line untuk mendapatkan penghasilan yang
berkelanjutan, dan 1.000 orang itu membutuhkan satu
juta orang untuk mengulangi sukses yang sama, berapa
banyak orang sebenarnya yang dapat bergabung sebagai
anggota?
Kebanyakan dari yang disebut pertumbuhan pada dasarnya
adalah pengulangan dari terkecohnya
pendaftar-pendaftar baru. Uang untuk pemenang yang
sedikit diperoleh dari banyak pendaftar-pendaftar baru
yang masuk secara terus menerus.
–
Kebanyakan mereka yang rugi dalam MLM akan keluar pada
tahun pertama. Pada pengadilan Melaleuca di tahun
1999, salah satu dari MLM besar di Amerika Serikat,
perusahaan itu mengaku mencapai tingkat pengumpulan
tertinggi diantara para distributor industri MLM.
Tingkat drop-out Melaleuca adalah 5.5% per bulan. Ini
berarti sekitar 60% per tahun bila drop out diganti
setiap bulan.
–
Dalam laporan tahunan kepada SEC, Pre-Paid Legal, MLM
besar lainnya, terungkap bahwa lebih dari setengah
pelanggan dan distributor berhenti setiap tahun dan
digantikan oleh kelompok lain yang masih memiliki
pengharapan akan bisnis ini.
–
Pola yang mencapai 50-70% dari semua distributor dalam
setahun juga berlaku untuk NuSkin, industri kedua
terbesar dalam MLM. NuSkin juga menunjukkan contoh
dimana hanya kecil sekali persentasi distributor yang
memperoleh keuntungan mayoritas komisi perusahaan. Di
tahun 1998, NuSkin membayarkan 2/3 dari seluruh
komisinya kepada hanya 200 upliners dari 63,000
distributor yang “aktif.” Uang yang mereka terima
diperoleh langsung dari investasi yang tidak
menguntungkan dari 99,7% lainnya.
–
Di tahun 1995, Excel Communications, MLM “yang cepat
berkembang” lainnya, melaporkan kepada pejabat adanya
86% tingkat pergantian distributor dan 48%
tingkat drop-out pelanggan.
–
Untuk mengaburkan angka-angka keanggotaan yang suram,
beberapa MLM membagi para distributor dalam dua kelas,
“aktif” dan “pasif.” Kelompok Aktif mencakup hanya
para anggota baru dan mereka yang masih membeli
produk-produk atau menerima komisi. Statistik
pembayaran dan penerimaan komisi hanya terbatas pada
mereka yang termasuk “golongan Aktif.”
–
Bila SEMUA distributor yang terlibat dimasukkan,
kerugian dan penghasilan rata-rata akan makin
terungkap lebih buruk lagi. Dan, bila semua
distributor yang terdaftar dan keluar dalam beberapa
tahun dimasukkan, mujizat sukses bagi
distributor/investor baru akan terlihat rendah rekali.
Namun, perusahaan-perusahaan demikian akan tetap
mempromosikan bisnis mereka sebagai “kesempatan seumur
hidup” dengan “pontensi yang tidak terbatas.”
——————————————————-
Kebohongan #2:
Pemasaran Jaringan adalah cara yang paling populer dan
efektif untuk memasarkan produk ke pasar. Pelanggan
menyukai membeli produk dengan dasar satu-kepada-satu
dalam model MLM.
–
Kebenaran:
Bila kita melepaskan MLM dari aktivitas resmi
penjualan ke-distributoran yang terus menerus, yaitu
cara penjualan eceran atas dasar satu-kepada-satu
produk kepada pelanggan, kita akan menjumpai sistem
penjualan yang tidak produktif dan tidak praktis
diatas mana seluruh struktur bertumpu.
Penjualan secara pribadi adalah hal masalalu, bukan
gelombang masa depan. Menjual
secara eceran secara langsung kepada teman-teman atas
dasar satu-kepada-satu menuntut orang-orang untuk
secara drastis mengubah kebiasaan belanja mereka.
Mereka harus membatasi pilihan mereka, sering harus
membayar lebih untuk barang-barang, membeli dengan
enggan, dan secara janggal melakukan transaksi dengan
teman dekat dan keluarga. Pengeceran dari
pintu-ke-pintu yang tidak layak itulah sebenarnya MLM,
dalam kenyataan, MLM adalah sebuah bisnis yang hanya
menjual kesempatan untuk merekrut distributor baru.
——————————————————-
Kebohongan #3:
Pada akhirnya semua barang akan dijual dengan MLM,
sebuah bentuk pemasaran yang baru. Toko-toko eceran,
mal-mal, katalog dan sebagian besar iklan oleh MLM
akan segera dianggap tidak lagi diperlukan.
–
Kebenaran:
MLM bukan hal baru. Itu sudah muncul sejak akhir
dasawarsa 1960-an.
Kenyataannya, saat ini hanya mencapai kurang dari satu
persen penjualan eceran di Amerika Serikat. Menurut
Departemen Perdagangan Amerika Serikat, di tahun 2000,
jumlah penjualan eceran adalah $3.232 triliun dan
jumlah penjualan melalui MLM hanya sekitar $10 milyar.
Jumlah ini hanya sekitar sepertiga persen dan sebagian
besar penjualan dibeli calon-calon distributor yang
masih penuh harapan yang sebenarnya membayar uang
pendaftaran memasuki suatu bisnis yang segera akan
mereka tinggalkan. Bukan saja penjualan melalui MLM
tidak terlalu berarti di pasar, tetapi kegagalan MLM
sebagai model penjualan juga berdampak pada faktor
lain yaitu mempertahankan pelanggan. Sebagian besar
langganan MLM akan berhenti membeli barang-barang
secepat mereka berhenti mencari “kesempatan bisnis.”
Tidak ada loyalitas pada merk produk.
–
Fakta-fakta dasar ini menunjukkan, sebagai model
pemasaran, MLM tidaklah menggantikan bentuk-bentuk
pemasaran yang sudah ada. Itu sama sekali tidak
menyaingi pendekatan pemasaran yang lain. sebaliknya,
MLM mewakili sebuah skema investasi yang menggunakan
bahasa pemasaran dan penjualan barang.
Produk sebenarnya adalah ke distributoran yang dijual
dengan janji-janji penghasilan yang memberi kesan
keliru dan dibesar-besarkan. Orang-orang membeli
produk agar memperoleh posisi yang aman dalam piramid
penjualan.
Kemungkinannya selalu dikemukakan bahwa seseorang akan
kaya bila tidak dari usaha sendiri akan datang dari
orang tak dikenal yang akan bergabung sebagai
‘downline,’ yang disebut mereka sebagai ‘ikan besar’.
–
Pertumbuhan MLM bukanlah manifestasi dari nilainya
kepada ekonomi, pelanggan atau distributor, tetapi
dari ketakutan ekonomi dan rasa tidak aman masakini
yang tinggi dan pengharapan yang meningkat akan
kemakmuran yang cepat dan mudah. Ini bertumbuh dengan
cara yang sama seperti penjualan sehari-hari di bursa
saham, perjudian resmi dan undian.
——————————————————-
Kebohongan #4:
MLM adalah sebuah cara hidup yang baru yang
menjanjikan kebahagiaan dan pemenuhan harapan. Ini
adalah cara untuk mencapai semua hal baik dalam hidup
ini.
–
Kebenaran:
Motivasi yang paling ditonjolkan dalam industri MLM
yang dapat dilihat dalam brosur-brosur industri ini
dan persentasi pertemuan-pertemuan promosi, adalah
sebuah bentuk materialisme yang mencolok.
Perusahaan-perusahaan ‘Fortune 100 companies’ akan
merah mukanya bila dibandingkan dengan janji-janji
kemakmuran dan kemewahan yang ditawarkan penjual MLM.
Janji-janji ini ditawarkan sebagai tiket pribadi
menuju pemenuhan harapan hidup mandiri. Promosi MLM
yang berlebihan menuju kemakmuran dan kemewahan
bertentangan dengan keinginan sebagian besar orang
akan pekerjaan yang berarti dan memenuhi bakat dan
minat mereka. Pendeknya, budaya bisnis ini
menyimpangkan banyak orang dari nilai-nilai dan
keinginan pribadi untuk mengungkapkan bakat dan minat
mereka yang unik.
——————————————————-
Kebohongan #5: MLM adalah sebuah gerakan spiritual.
–
Kebenaran:
Penggunaan konsep spiritual seperti kesadaran akan
kemakmuran dan visualisasi kreatip untuk mempromosikan
pendaftaran MLM, penggunaan kata-kata seperti
‘persaudaraan’ untuk menjelaskan sebuah organisasi
penjualan, dan klaim bahwa MLM adalah pemenuhan
nubuatan Alkitab tentang prinsip-prinsip Kristiani,
adalah penyimpangan dari praktek Kristen yang benar.
Mereka yang memusatkan pengharapan dan impian mereka
sebagai jawaban atas doa-doa mereka kehilangan
pengertian sebenarnya akan arti spiritualitas
sebenarnya yang diajarkan oleh agama-agama dan
kepercayaan-kepercayaan
besar umat manusia. Penyalah gunaan prinsip-prinsip
spiritual seharusnya menjadi tanda bahwa kesempatan
investasi itu menyesatkan. Bila sebuah produk
dibungkus dalam bendera atau agama, pembeli harus
waspada! ‘kekeluargaan’ dan ‘dukungan’ yang ditawarkan
oleh organisasi-organisasi MLM kepada calon-calon
anggota baru bergantung sepenuhnya dari penjualan
mereka. Bila penjualan dan pemasukan pendaftar baru
menurun, begitu juga ‘kekeluargaan’ itu.
——————————————————-
Kebohongan #6:
Sukses dalam MLM adalah mudah. Teman-teman dan
keluarga adalah calon yang alami. Mereka yang
mencintai dan mendukung akan menjadi pelanggan seumur
hidup.
–
Kebenaran:
Komersialisasi hubungan kekeluargaan dan teman atau
penggunaan kehangatan hubungan yang dibutuhkan dalam
program pemasaran MLM merupakan elemen yang merusak
dalam masyarakat dan tidak sehat bagi perorangan yang
terlibat.
Komersialisasi hubungan kekeluargaan dan loyalitas
persahabatan untuk membangun bisnis dapat
menghancurkan fundasi sosial seseorang. Hal itu
menekankan hubungan yang tidak akan pernah
mengembalikan kepada dasar asli dari cinta, loyalitas
dan dukungan. Diatas aspek sosial yang merusak,
pengalaman menunjukkan bahwa sedikit manusia menikmati
atau menghargai bujukan keluarga dan teman untuk
membeli produk yang ditawarkan.
——————————————————-
Kebohongan #7:
Anda dapat mengerjakan bisnis MLM pada waktu senggang.
Sebagai bisnis, MLM menawarkan kebebasan yang paling
besar dan kebebasan waktu perorangan.
Beberapa jam seminggu dapat menghasilkan tambahan
penghasilan yang cukup berarti dan dapat bertumbuh
menjadi penghasilan yang besar, dan menjadikan
pekerjaan lainnya tidak diperlukan lagi.
–
Kebenaran:
Puluhan tahun pengalaman melibatkan jutaan orang
membuktikan menghasilkan uang di MLM membutuhkan
komitmen waktu yang tidak sedikit termasuk tipu daya,
keuletan dan penipuan perorangan. Melebihi diperlukan
sedikit kerja keras dan sikap khusus, model bisnis
pada dirinya sendiri mengkonsumsi lebih banyak wilayah
kehidupan dan waktu seseorang. Dalam MLM, semua orang
adalah bakal calon. Setiap waktu bangun adalah waktu
yang potensial untuk pemasaran. Tidak ada batasan
tempat, orang-orang, atau waktu untuk penjualan.
Sebagai konsekwensi, tidak ada tempat dan waktu luang
atau
sekali seseorang bergabung dalam sistem MLM.
–
Dibalik kedok untuk menghasilkan uang secara mandiri,
sistem ini mengontrol dan mendominasi segenap aspek
khidupan orang-orang dan membutuhkan keloyalan ketat
pada program. Ini terlihat dari kenyataan mengapa
begitu banyak orang yang sudah terlibat terlalu dalam
akan berakhir dengan kebutuhan dan ketergantungan akan
MLM secara mati-matian. Mereka mengasingkan atau
membubarkan hubungan-hubungan lain yang
berkesinambungan.
——————————————————-
Kebohongan #8:
MLM adalah bisnis baru yang positif dan dapat
diandalkan, yang meneguhkan jiwa dan kebebasan pribadi
manusia.
–
Kebenaran:
Brosur-brosur pemasaran MLM menunjukkan kebanyakan
pesannya adalah untuk melepaskan rasa takut manusia
dan berdasarkan menipuan akan potensi penghasilan.
Bujukan sering mencakup ramalam tentang hancurnya
bentuk-bentuk distribusi lainnya, disintegrasi tentang
ketidak pekaan perusahaan Amerika, dan langkanya
kesempatan pada profesi atau lain. Profesi,
perdagangan dan bisnis konvensional secara rutin
direndahkan dan disalahkan karena tidak menjanjikan
‘penghasilan yang tidak terbatas.’ Pekerjaan
digambarkan sebagai perbudakan bagi mereka ‘yang
kalah.’ MLM digambarkan sebagai harapan terbesar untuk
banyak orang. Pendekatan ini, sebagai tambahan
penipuan, sering mendatangkan efek yang menakutkan
orang-orang yang sebenarnya ingin menggapai visi
sukses dan kebahagian mereka yang unik. Kesempatan
bisnis yang sehat tidak perlu mendasarkan semangatnya
pada ramalan-ramalan dan peringatan-peringatan yang
negatip.
——————————————————-
Kebohongan #9:
MLM adalah pilihan terbaik untuk memiliki perusahaan
sendiri dan memperoleh kebebasan ekonomis yang
sebenarnya.
–
Kebenaran:
MLM bukan pekerjaan-mandiri yang sebenarnya.
‘Memiliki’ sebuah kedistributoran MLM adalah ilusi.
Beberapa perusahaan MLM melarang distributornya untuk
juga mengembangkan down-line baru. Sebagian besar
kontrak MLM memudahkan pemutusan kedistributoran dan
cepat bagi perusahaan.
Bila terjadi pemutusan, down-lines dapat diambil
dengan segala cara.
Keanggotaan membutuhkan kepatuhan yang ketat akan
model ‘duplikasi,’ bukan kebebasan pribadi dan
individualitas. Distributor MLM bukan pengusaha tetapi
peserta dalam sistem hirarki yang kompleks dibawah
mana mereka hanya memiliki sedikit kontrol.
——————————————————-
Kebohongan #10:
MLM bukan skema piramid karena menjual produk.
–
Kebenaran:
Penjualan produk tidak lain hanyalah usaha pengamanan
diri terhadap peraturan-peraturan anti-piramid atau
praktek-praktek dagang yang tidak jujur yang
dikeluarkan oleh undang-undang negara. MLM yang
menjual barang-barang yang bermanfaat, produk yang
berkwalitas telah berhasil diadili oleh para pejabat
negara dibawah undang-undang anti-piramid. MLM
adalah bentuk bisnis yang sah hanya dibawah
persyaratan yang ketat yang dikeluarkan oleh FTC dan
Jaksa Agung. Banyak MLM sekarang melanggar ketentuan
itu dan tetap beroperasi hanya karena mereka belum
diadili.
Peraturan pengadilan yang baru menentukan peraturan
70% untuk menilai sah tidaknya sebuah MLM. Sedikitnya
70% dari barang-barang yang dijual oleh perusahaan MLM
harus dijual kepada bukan distributor. Standar ini
akan menempatkan sebagian besar perusahaan MLM di luar
hukum. MLM terbesar mengaku bahwa hanya 18%
penjualannya yang dijual untuk umum non-distributor.
–
Yg penting sistem mlm berusaha juga menguntungkan konsumennya dg menawarkan menjadi distributor.
Coba kita belanja di mall atau supermarket besar, yg diuntungkan secara finansial adalah berpusat pada sekelompok perorangan tanpa ada sedikit masyarakat mendapat keuntungan finansial atau tidak ada penawaran keuntungan finansial ke masyarakat.
Di satu sisi memang seperti itu, konsumen diuntungkan karena dia juga menjadi distributor. Tetapi bagaimana dengan konsumen yang berada pada tingkat atas (uplink) yang kerjanya dalam sistem mlm ini lebih sedikit dan mendapat keuntungan banyak karena hasil jerih payah konsumen di bawahnya (downlink) ?
Distributor yg baru bergabung memang harus bekerja keras untuk mencapai kedudukan yg baik seperti para upline nya yg dulu juga pastinya bekerja dengan keras.
Dulu para upline bekerja lebih keras dibanding para distributor baru karna hrs menjalankan / memasarkan produk yg belum dikenal masyarakat.
MLM yg murni memang menuntut kerja keras dan semua para pelaku bisnis / usaha lain yg sdh besar/sukses awalnya pasti mereka adalah pekerja keras dan cerdas.
Bisnis mlm murni menawarkan pd masyarakat modal yg kecil, tidak memandang lulusan pendidikan, membentuk jiwa wirausaha, mental yg kuat, pribadi yg baik dll
Jadi jika kita bekerja keras dan cerdas saat ini, bukan mustahil kita akan ada diposisi teratas seperti para upline saat ini yg berada pd tingkat atas.
Dipandang dari segi makro ekonomi, MLM sangat bagus untuk pemerataan pendapatan masyarakat.
Salam
Andri
Semua pedagang seperti itu, semula modal mereka kecil dan jika investasinya berhasil maka suatu saat di masa depan perdagangannya meluas. Soal moralitas, dalam model MLM bagaimana dengan uplink yg menerima insentif karena downlinknya yang aktif kerja?padahal propagandanya adalah berwirausaha, uplink bersantai ria karena downlinknya yg kerja. Itu pertama. Yang kedua, kalo seperti itu kan tidak ada bedanya dengan apa yg digembar-gemborkan MLM selama ini bahwa bergabung dalam sistem MLM=berwirausaha. Tidak usah membahas dahulunya uplink bagaimana. Lalu bagaimana dengan pemerataan kesejahteraan masyarakat dipandang dari sisi mikro ekonomi? Downlink berusaha sekuat tenaga tetapi uplink bertambah kaya karena mendapat insentif dari hasil penjualan downlink. Lalu yg ketiga, anda mengatakan modal kecil, itu dilihat dari sisi mana? Apakah ongkos transpor cari downlink, presentasi, promosi, mentraktir teman dll supaya mau ikutan ke jaringan MLMnya tidak dihitung? Faktor biaya tersebut belum dikalikan rentang waktu dia selama bergabung dan mengembangkan jaringan MLMnya sehingga mencapai level uplink tertentu. Kemudian soal prediksi balik modal, ini juga sulit dihitung.
klw di kita siapa yg kerja dia yg dpt, mau upline at downline klw malas gak dpt ap2.. di kita downline kerja uplinex jg hrus kerja.
Pak Muhara, dalam usaha apa saja kalau sdh maju, sukses dan besar saya melihat para pelaku usaha kerjanya tidak seberat awal merintis usaha. Lihat para pemilik usaha yg sukses. Atau lihat yg dekat dg anda seperti para pemilik mini market alfa/indomart, apa mereka bekerja dg lelah jika tokonya banyak sekali pembeli ? Yang lelah ya para pegawainya kan ? Jika begini apa anda langsung menilai moral pemilik mini market alfa negatif ?
Di MLM, para upline tidak berhenti bekerja. Mereka memotivasi downline, memberi pendidikan/training/arahan/cara spy bisa berhasil dll, itu sdh menjadi tugasnya.
Dunia berputar, manusia juga berputar untuk memenuhi kebutuhan dan memenuhi tuntutan agamanya. Jika anda tidak mau keluar ongkos sedikitpun untuk bekerja/berusaha, ya tidur aja dirumah ga keluar ongkos buat modal, presentasi dll, jadi ga ada resiko rugi.
Soal mentraktir makan saat kasih presentasi, diMLM menyarankan tdk dilakukan karna perusahaan tau bahwa itu memberatkan para member baru yg blm berpenghasilan. Kita bicara tentang MLM murni ya pak.
Pak Muhara, lebih enak jadi orang optimis ketibang jadi pesimis.
Dan para pelaku usaha, mereka adalah orang- orang yang berani menghadapi resiko untung / rugi.
Di MLM, resiko diminimalkan dg modal yg relatif kecil.
Sebelumnya, saya ingatkan, mari kita berdiskusi secara ilmiah & sehat untuk menelaah bisnis modal MLM ini secara kritis dan ilmiah pula. Soalnya saya sering menemui di berbagai forum diskusi mengkritisi MLM secara ilmiah ini berubah arah menjadi OOT, pelecehan, caci maki sumpah serapah, tindakan lain di luar etika diskusi ilmiah bahkan banned thd usernya. Semoga diskusi kita tidak seperti itu.
Ok, skr kita ke topik pembicaraan. Dengan membaca penjelasan anda berarti ikutan MLM bukan wirausaha. Semua member MLM itu ya karyawan perusahaan produk yg di MLMkan. Member jaringan MLM hanya berhak distribusi saja, soalnya mereka tidak berhak ngatur dapat bonus & insentif brapa bagi dirinya sendiri. Wirausaha seperti pemilik Indomart & Alfamart itulah yg wirausaha sejati, mereka punya tokonya berikut barangnya dan memiliki karyawan dan punya kuasa berapa banyak laba dan insentif yang harus dia ambil. Itu juga yang menguatkan alsan bahwa ber MLM tidak sama dengan berwirausaha.
Anda mengatakan berMLM modalnya relatif kecil itu dasar perhitungannya apa? Perhitungan NPVnya gimana? Tolonglah argumen ini anda jelaskan. Pertanyaan ini yang belum terjawab dari komentar saya sebelumnya.Menjalankan bisnis dan berwirausaha tidak bisa didasarkan atas asumsi dan impian saja.
Keluar modal itu sudah pasti keniscayaan dalam berbagai usaha. Masalahnya adalah bagaimana si wirausaha ini mengelolanya, memperhitungkan berapa besarnya modal yang keluar, berapa lama akan kembali dan kapan mulai memperoleh insentif/laba. Dengan adanya fluktuasi keluar masuknya keanggotaan member MLM bagaimana dengan lama waktu yang diperlukan untuk balik modal material (uang), mengingat MLM membutuhkan upline-downline? Apa bisa diprediksi? Bukankah waktu itu sendiri juga modal dan konsumsi atas waktu merupakan salah satu resiko juga?
Soal optimisme, bagi saya loh, akan beralasan dan masuk akal ketika perhitungan dan prediksinya jelas. Dua hal terakhir ini yang sulit dan bahkan tidak dapat diprediksi dari sistem MLM. Kan wajar dan sudah semestinnya kalo wirausahawan itu memperhitungkan pangsa pasar, waktu yang dihabiskan untuk memutar modalnya, pengelolaan modal dan memprediksi BEP serta keuntungan yang didapat. Bagi saya, mengeluarkan modal usaha kan harus ada alasan,prediksi dan perhitungannya secara jelas, nggak ngawur.
Pak Muhara,
Di MLM, kita bisa saja memajang barang yg kita jual seperti di Alfa/indomart dan di taruh di depan rumah jika kita mau.
Kalau kita ingin ada karyawan juga bisa, apalagi kita masih bekerja di pekerjaan konvensional biasa (kantoran) dan ingin jualan sebanyak banyaknya.
Di usaha mini market harga barang sdh ditentukan oleh kantor pusat (tdk seenaknya pasang harga) dan penghasilan juga ada aturan mainnya (kontraknya), jika ingin penghasilan besar tetap harus pintar cara marketingnya.
Apa bedanya dg MLM ? Sebenarnya sama saja, yg beda ya modalnya MLM kecil mini market besar, MLM resiko kecil mini market resiko besar, MLM tempat penjualannya dimana saja mini market menetap di suatu tempat.
Persamaannya, MLM dan mini market punya sistem yg baik, jika ingin memiliki pendapatan yg besar sama2 hrs pintar penjualannya (mini market ) sementara MLM hrs pintar mengembangkan jaringan yg aktif ( jualan hanya sebatas tutup point saja).
Masalahnya adalah bagaimana si wirausaha ini mengelolanya, memperhitungkan berapa besarnya modal yang keluar, berapa lama akan kembali dan kapan mulai memperoleh insentif/laba. Dengan adanya fluktuasi keluar masuknya keanggotaan member MLM bagaimana dengan lama waktu yang diperlukan untuk balik modal material (uang), mengingat MLM membutuhkan upline-downline? Apa bisa diprediksi? Bukankah waktu itu sendiri juga modal dan konsumsi atas waktu merupakan salah satu resiko juga?
DI MLM SEMUA INI JUGA BISA DIRENCANAKAN.
TINGGAL BAGAIMANA SAJA SESEORANG MENGELOLANYA.
Soal optimisme, bagi saya loh, akan beralasan dan masuk akal ketika perhitungan dan prediksinya jelas. Dua hal terakhir ini yang sulit dan bahkan tidak dapat diprediksi dari sistem MLM. Kan wajar dan sudah semestinnya kalo wirausahawan itu memperhitungkan pangsa pasar, waktu yang dihabiskan untuk memutar modalnya, pengelolaan modal dan memprediksi BEP serta keuntungan yang didapat. Bagi saya, mengeluarkan modal usaha kan harus ada alasan,prediksi dan perhitungannya secara jelas, nggak ngawur.
KAMI YG TERLIBAT DIMLM, PERHITUNGAN DAN PREDIKSINYA JELAS. ADA VISI, TUJUAN, RENCANA, LALU TARGET DLL TINGGAL DIJALANKAN , SOAL BERHASIL ATAU TIDAK ITU TUHAN YG MENENTUKAN (SEMUA USAHA JG BEGITU). SULIT ITU HANYA UNTUK PAK MUHARA SAJA. BANYAK ORANG YG TERJUN DIMLM TIDAK MERASA SULIT.
Hmm.. pertanyaan saya belom terjawab.
Kalo kita ambil contoh mengenai analisis bisnis konvensional jasa warnet di sini. Disitu jelas perhitungannya berapa modal awal, berapa laba per bulan, kapan balik modal, operasional per bulan harus habis berapa, toleransi kerugian harus berapa dll. Sehingga kalo ada target yang molor tahu kapan akan rugi, kapan akan untung.
Untuk menggerakkan usaha jaringan MLM diperlukan ongkos operasional seperti trasnportasi, presentasi, makan, pulsa dll. Juga termasuk waktu yang digunakan dan biaya membeli produk MLM yg akhirnya dikonsumsi sendiri (saya bilang demikian soalnya kan pada awalnya beli produk untuk dijual). Ongkos tersebut kan keluar sampai dengan mencapai rupiah pertama setelah balik modal, ini kan juga termasuk modal. Termasuk pula resiko yg harus ditanggung. Belum lagi kalo ada fluktuasi jumlah member.
Hal-hal tersebut dasar saya mengatakan MLM itu sulit prediksi & perhitungannya. Ukuran besarnya modal tidak bisa hanya dilihat dari bentuk fisik modal yang dimilikinya (gedung, mobil, karyawan, barang dagangan dan aset fisik lainnya). Masa’ semua pembiayaan dan modal keluar untuk hal2 diatas/yang berkaitan dengan operasional bisnis tidak ikut dihitung? Ini juga termasuk perhitungan kontribusi dari member/downline yang didasari pada prediksi dan realisasi perencanaan jumlah downline. Makanya saya menanyakan, modal kecil & resiko kecil itu diukur dari apa? Dasar perhitungannya seperti apa?
Maaf pak, saya tanyakan lagi, karena reply anda masih belum menjawab ini. Dan karena itu, MLM bagi saya masih tampak seperti kebohongan no. 9 .
Bp. Muhara dan Bp. Aryanto,
Semua jenis usaha itu, perkiraan atau prediksi dapat dilakukan. Baik itu u/ usaha mlm ataupun usaha yg lainnya.
Semua tergantung dari bagaimana cara penjualannya.
Jika marketingnya bagus dan pasarnya bagus tentu kita sbg pelaku usaha memprediksi bahwa prospek/keuntungan akan bagus meskipun itu belum tentu terealisir 100 % karna namanya prediksi/perkiraan.
Pak Muhara tdk bisa memakai hukum bahwa prediksi keuntungan misal Rp.1 jt lalu benar 100% untung Rp.1 Jt pada usaha misalnya warnet yg bp contohkan.
Untuk Bp. Muhara,saya melihat anda terlalu dini menilai mlm itu negatif.
Kebenaran yg tdk dipungkiri mlm bermodal kecil memang sdh benar. Soal transportasi dll, ya itu memang biaya operasional usaha (bukan modal pak), mana ada usaha tanpa by operasional pak ?
Sebagai seorang distributor, dia bisa menentukan kapan laba akan didapat dan kapan akan balik modal jika dia memang fokus dan mengikuti sistem yg berjalan. Jadi seorang distributor mlm terpisah dg perusahaan mlm itu.
Kecuali hukum kerjasama yg sdh diketahui antara kedua pihak baik penghasilan dan peringkat distributor yg berlaku.
Salam
Andri
Kalo modal investasi anda itu keseluruhannya dipake untuk selain biaya operasional katakanlah untuk membeli (kulakan) produknya,lalu biaya operasionalnya anda dapat dari mana? Berarti dugaan saya sementara ini telah benar bahwa modal kecil itu hanya dinilai dari besarnya duit yg keluar untuk membeli (kulakan) barangnya saja. Ongkos laen seperti untuk operasional tidak dapat diabaikan begitu saja pak dalam berbisnis.
Trus seperti apa perhitungan/prediksi/analisis profit & lossnya?
Saya rasa diskusi kita cukup disini.
Kesimpulannya pak Muhara tdk bisa membedakan antara modal, biaya operasional, perkiraan usaha dll, banyak perhitungan (mengharap teori saja tdk mau action), tidak mau ambil resiko sekecil apapun ( mana ada usaha tanpa resiko).
Yg diinginkan pak Muhara punya usaha besar tanpa modal dan untung sebesar besarnya dg bekerja seantai santainya ga mau keluar rumah ( tanpa by operasional).
Dan pak Muhara tdk mau terima penjelasan dr orang lain.
Untuk itu saya mundur dari diskusi.
Smoga waktu bs mencerahkan pak Muhara.
Mohon maaf pak Andri, saya sarankan jangan tanggapi terhadap pendapat org yg penuh pikiran negatif.
Smoga sukses untuk pak Andri.
@ pak Aryanto
Saat anda memulai usaha, modal (uang) yang anda punyai berkurang (keluar) untuk belanja barang dan ongkos transpor (ongkos perjalanan anda belanja barang tsb). Katakanlah biaya operasional disini adalah ongkos transpor. Itu masih awal saja sebelum barang anda laku , apalagi nyampe balik modal. Pengeluaran akan ada lagi kalo anda cari downline, setidaknya anda akan mengeluarkan ongkos transpor untuk ke tempat calon downline anda. Belom lagi PPN yg harus dibayar ke pemerintah.
Ya terserah saja kalo anda berpikiran demikian. Saya pun menganggap anda sebagai pelaku MLM tidak mempunyai perencanaan yang jelas & matang. Analisis profit & loss yang merupakan keniscayaan dalam berbisnis saja anda bahkan tidak dapat menjelaskan.
Pada akhirnya, diskusi saya dengan anda ini tidak berbeda dengan forum-forum laen yang membahas MLM, yang selalu berakhir dengan OOT, cacian, makian dan seabrek argumen tidak ilmiah lainnya dari para pelaku MLM. Sayapun dapat menyimpulkan kalo pelaku MLM tidak memikirkan bisnisnya secara ilmiah/teliti pula.
Pak Muhara, pelaku MLM tidak seperti pendapat anda yg tdk memikirkan bisnisnya secara teliti.
Yg tidak memikirkan ya pendapat pak Muhara sendiri.
Banyak pelaku MLM yg baru mulai sdh sukses, pastinya mereka memikirkan bisnisnya.
Jika anda tdk mau diskusi berahir OOT (istilah anda), mestinya anda jangan keras kepala.
Benar pendapat pak Aryanto, anda memang orang yg berpikiran negatif terhadap MLM dll dan sudah melekat di anda sehingga susah terima pendapat orang lain.
Salam
Andri
Saya kan cuman tanya, analisis profit & loss bisnis MLM yg anda ikuti itu kayak apa? Kalo anda bilang perhitungannya tidak bisa seperti analisis profit & loss warnet yg saya contohkan lalu perhitungan profit & lossnya kayak apa? Pertanyaan sesimpel ini saja anda ngeles daripada menjelaskan. Bahkan anda mengatakan kalo saya tidak mengerti tentang penggunaan modal usaha seperti yg saya maksud di sana dan sini .
Bagaimana bisa sependapat dengan kalian jiga njelasin analisis profit & loss aja nggak bisa?
Dear all,
Saya 2 hari ini mengikuti diskusi ini.
Dari artikel diatas tujuannya saja untuk menyudutkan / menjelekan bisnis MLM.
Salah buat Aryanto dan Andri karna mau berdiskusi dg orang yg memunculkan artikel tsb yg jelas2 anti MLM.
Buat pak Muhara, sepertinya memang tidak mau terima pendapat orang lain.
Setahu saya semua bisnis bisa diprediksi keuntungan dan kerugiannya (namanya kan Prediksi bisa saja).
MLM dpt diprediksi dari target per bulan bisa mengajak berapa orang dan berapa kira2 omzet yg akan terjadi.
Itu dilihat dari daftar nama yg dipegang pelaku MLM dan bisa diperkirakan setelah pelaku MLM menemui calon2 downlinenya.
Mungkin penjelasan saya bisa sedikit menerangkan.
Terima kasih
DD
pak Widodo,
Menyudutkan+menjelekkan ? gimana penjelasannya? Atau mau membantahnya, mumpung belom ada yg mengatakan itu tidak benar..?
Terima? ya tunggu dulu, ilmiah atau tidak.
buat bu Melda & pak Widodo juga,
Ini masuk prediksi ndak : kira2 berapa juga downlen yg putus (dgn catatan kalo udah dapet) ? kira2 selama waktu dari mulai hingga mendapat downlen ke-n berapa ongkos yg keluar? minimal sebanding kah dengan pendapatan?
Pak Muhara norak banget sih n keras kepala.
Kalau ga mau kerja ya udah jangan ikut menjelekan usaha orang lain (MLM). Itu Negatif.
Saya ngikutin nih diskusi, memang pak muhara ngaco, nggak mau terima pendapat orang lain lagi.
Ikut2 nampilkan artikel anti MLM.
Saya ga ikut MLM tapi tidak memandang MLM negatif.
Saya lihat MLM bagus bagi yg mau kerja keras ditahun2 pertama orang bergabung.
Semua bisnis bisa diprediksi profit/loss nya pak (namanya jg prediksi).
Di MLM bisa diketahui dari seberapa banyak daftar calon downline dan seberapa banyak kira2 yg akan ikut (dinilai setlh pelaku mlm menemui calon downlinenya).
Dari situ ahirnya juga bisa diperkirakan berapa omzet yg akan didapat.
Dll. Jelaskan pak ?
Melda
Tulisan Muhara : buat bu Melda & pak Widodo juga,
Ini masuk prediksi ndak : kira2 berapa juga downlen yg putus (dgn catatan kalo udah dapet) ? kira2 selama waktu dari mulai hingga mendapat downlen ke-n berapa ongkos yg keluar? minimal sebanding kah dengan pendapatan?
Teman2, kalimat diatas tanda bahwa pak Muhara tidak mau terima pendapat, maunya prediksi sama dg 100 % realisasinya, ga mau ambil resiko sekecilpun, ga mau keluar by operasional dll. Benar pendapat Aryanto, penuh dg pikiran negatif dan ga mau action (ngurusin teori aja).
Saya ikut pak Aryanto mundur dari diskusi ini.
Sebenarnya saya kasian dg anda pak Muhara makanya saya coba jelaskan mengenai mlm, tp karna keras kepala ya udah terserah anda lah.
Andri
Ilmu dulu, baru amal. Hitung dulu bung, baru dagang.
Saya kan bilang “minimal sebanding kah dengan biaya operasional?” Anda saja yg tidak dapat memahami tulisan saya.
Jelas sudah.. anda sebagai pelaku MLM tidak dapat memberikan kalkulasi bagaimana modal dalam bisnis anda beredar dan kembali.
Silahkan saja pak.. dari pada anda melulu OOT spt pak Aryanto.
Btw.. simpan saja rasa kasihan anda.
Menarik sekali diskusinya,..
Jujur saya baru tertarik serius ikutan MLM “yang ini” beberapa minggu terakhir ini… alasannya sederhana, ada produk kesehatan yang ditawarkan sebuah MLM, yang menjadi kebutuhan istri saya. Walau sebenarnya saya jg pernah diajak teman ikutan MLM pulsa.
Pikir2 dari pada beli item tanpa jadi member, kan mendingan jd member, bisa dapat discount….perbandingan harga yg “mencolok” antara member dan bukan (-/+ 30% di awal membership, dan bisa lebih jika telah mendapat banyak downlink yang aktif), saya rasa itu merupakan keuntungan tersendiri jika kita bisa menjualnya kepada non member. Bagi saya disinilah nilai profitnya… tanpa modal dapat untung..apalagi jika mengantar barangnya dengan jalan kaki… dijamin 100% tuh dapet untungnya..huehue.
Saya katakan “mencolok” karena memang harganya mungkin untuk sebagian orang terbilang mahal, tapi tidak bagi orang yg sudah menggunakannya dan mendapatkan manfaat dari barang yg dipakainya.
Dan jika saya kemudian “mempromosikan” barang2 yang saya jual lalu kemudian ada orang yang tertarik menjadi member. itu akan menjadi point tersendiri bagi saya… dalam kata lain ketika mendapatkan downline dalam jumlah tertentu kita bisa naik level..:). Lagi2 bagi saya ini adalah profit juga…naek level, dapat bonus juga…bla bla bla..
Kalo saya boleh usul, mbok ya jangan men-generalisir MLM.. saya yakin tiap MLM punya kebijakan yang berbeda2 dalam menghitung profit & lossnya..
Sebagai perbandingan, saya pernah kepincut ikutan teman untuk jadi member MLM pulsa, setelah saya teliti… weh, ternyata kok seperti money game… bayangkan, untuk mendapatkan untung Rp. 5000,- anda harus menjual pulsa pada 200 orang… ajegile… karena ternyata dari setiap trx pulsa, anda hanya dapat keuntungan Rp. 25,- dari MLM tersebut (bukan keuntungan eceran).
Dan bonus2 (uang, dll) yang kita dapat dari MLM tsb, hampir semuanya berasal dari “menggaet mangsa” untuk dijadikan piramid kita. Wah…
Intinya sih, loss & profit saya simple aja pak muhara….
dari pandangan pragmatis saya, urutannya kayak gini,..
saya jadi member otomatis mendapat potongan harga sekian persen, lalu saya jual kepada orang non member sesuai harga netto non member -/+30%…
Jika langganan kita berniat jadi member… syukurlah, jadi kita bisa naek level :D…
Permasalahan para downline bekerja keras sementara upline ongkang2 kaki… saya pikir tidak seluruhnya benar,, keknya sudah dijawab diatas..
Semoga mencerahkan.. CMIIW.. Thx
Selamat mencoba..
aku nggak ngerti mana yang benar…
yang ku tau adalah semuanya adalah bagian dari ihtiar atau menjalankan sunah rosul. bahwa kalo kita mau hidup dan berketurunan haruslah bekerja. kerja apa aja yang penting nggak ada curang disana. kita harus berpedoman bahwa bagaimana kita memberikan yang terbaik untuk orang lain dan mempersembahkan yang terbaik untuk sang maha pemberi rizi…
DARIMANA KAMU DAPET RIZKI ?
DAN BAGAIMANA KAMU MEMBELANJAKAN RIZKI.?
jawabannya ada di dalam hati kita masing – masing….
Jawabannya ya seperti apa pertintah Allah & Rosulnya ..
Kalo nurut hati masing-masing bisa timbul ketidak adilan & kejahatan.
salam kenal…
diskusinya sangat menarik sekali sehingga menarik sy untuk ikutan komentar….
buat pak muhara, tak kenal maka tak sayang…
sederhana sja menurut sy pak, klo bapak mau tahu semua hitung-hitungan biayanya dalam menjalankan bisnis MLM sebaiknya bpk jadi member dlu disalah satu perusahaan MLM, kan banyak tuh perusahaan MLM… Krena tdk smua perusahaan yg menggunakan sistem pemasaran MLM itu sesat dan menyesatkan karena ada jg yg merasakan manfaat dari produk2nya skligus manfaat dari menjalankan bisnisnya…
demikian komentar sy dari org yg msih terus belajar…
ikhram hardi
wassalam
terimakasih atas kontribusinya.. selamat belajar, semoga anda jadi tambah pinter..
Sy sangat setuju pa muhara jika begitu. Sy sudah lebih dr 3 thn di usaha. Mlm memang sy tidak pernah menghitung besarnya modal dan operasional waktu awal2 menjalankanya. Yg sy tau sy berangkat dari kondisi yg minim dan banyak hutang profesi sebelumnya hanya sales kecap ya bisa di perkirakan lah brapa pendapatan saya jauh dibwh umr. Artinya kalo hrs modal besar sy ga ada. Ditambah lagi sy punya istri dan seorang putra yg masih kecil saat itu yg sy ingat sy ga sampe ngutang untuk presentasi tapi sy pernah ngutang untuk datang ke beberapa seminar dan alat bantu.mungkin namanya pengusaha hutang usaha itu wajar kali ya. Tapi Belakangan sy menggunakan uang sy untuk membeli beberapa properti,saham,dan emas. Bukan sombong hanya fakta satu bulan ini sy membeli 4 rumah rata2 hampir 1m pa. Dan dulu waktu memang sy tersita habis utk bisnis ini pernah sy 1 minggu tidak t ketemu keluarga. Tapi 6 bulan kemarin sampe 6 bln yg akan datang jadwal padat keluar negri bersama keluarga dan pergi haji bersama org tua dan mertua yg paling indah. Intinya kalaupun dulu modal dan waktu yg harus sy keluarkan di kali 10 kayanya masi pantas dan layak untuk apa yg saya dapatkan saya tidak bisa merinci real modal yg sy keluarkan tapi inilah real kehidupan sy yg sekarang kalo mau di teliti datang ke kntr pajak cek dgn spel nama sy. Atau ke bca tp yg prioritas bisa dicek nanti sy kasi memo. 🙂 buat yg sedang bersusah merintis dan sakit mengerjakanya. Memang mau kaya itu sulit tapi percayalah jauh lebih sulit hidupkita kalo miskin. So ga perlu itung itung tai lutung action aja se u on the top
hmmm…. membaca kata-kata anda, anda itu baru dikasi cobaan dr Allah dengan tambahan sedikit harta saja sudah menyombongkan diri.
Soal moral sy tidak tau siapa yg lebih bermoral yg sy tau kami tidak menipu orang tidak mengajak kedalam kesesatan. Kami memotivasi orang agar hidupnya berubah tidak ada. cara lain utk sukses kita harus sukseskan orang di usaha ini tp kesuksesan downline bisa jauh melampaui uplinenya sy buktinya tanpa harus sikut2an untuk mendapatkan posisi tertentu tanpa sogok2kan dan penghasilan yg km dapat tidak dilirik kpk. Jika sakit2an kami menjalankan itu karena pilihan kami tanpa paksaan siapapun. Kami memilih berubah dan bermanfaat. Ketika kami sukses menjadi inspirasi bukan bikin iri org. Robert angkasa dan crown amway dan ribuan diamondnya secara tidak langsung menjadi inspirasi dan guru kami. Trisulo luistendean dan all leadernya guru kami jg. Walaupun saya dan istri beda almamater dgn yg sy sbutkan td tp prinsip kesuksesan itu paralel. Kami tak segan membagi cara sukses. Kami sedikit berdoa utk pribadi kami tp lebih bnyk brdoa utk member km soal rizki. Sekedar info utk mencapai posisi sy sedikitnya hrs ada 200 org berpenghasilan diatas 10jt. Bisa sebutkan perusahaan yg byr 200 org diatas 10 jt berarti perusahaan hrs punya 200 manager. Kami tidak pernah meninggalkan downline melainkan merekalah yg memilih meninggalkan kami. Kami belajar dr kegagalan bukan menjadi orang gagal. Sy dapat link web ini dr teman seperjuangan sy yg baru merintist membaca ini dia langsung berenti. Bukan karena tulisanya. Tapi karena membenarkan sikap malas sikap menyalahkan sikap tidak mau berubah buat sy org2 spt anda adalah sumber inspirasi dan kekuatan untuk terus melangkah. Tanpa org seperti anda tidak ada orang yg sukses. Sy ucapkan beribu terimakasih buat pa..siapa td namanya ya duh males naik keatas lgnya ey ya yg punya blog ini pa muara apa sapa gt. Terus berkarya dan tambah negatip aja yg pedas sekalian biar tambah mantapp jika itu memang berguna I love u
terimakasih telah menyimak & berkontribusi..
Kalo ada downline yg keluar bisa jadi karena dia sudah memperhitungkan resiko berikutnya jika terus2an berbisnis MLM, bukan berarti putus asa, malas, dll. Memang mudah saja menyalahkan downline yg memandang bisnis MLM anda tidak berprospek. Toh anda juga ga ngerti apa masalah mereka sehingga perlu keluar dari MLM.
Sedikit urun rembug buat Pak Muhara, artikel di atas sangat bagus, hanya saja, seharusnya artikel tersebut dipandang sebagai opini saja.
Saya pernah diajak untuk bergabung ke satu bisnis MLM dan sudah ikut berbagai pelatihan dan seminar motivasinya. Meskipun saya tidak jadi ikut MLM tersebut dan saya setuju dgn artikel di atas, banyak sisi positif yang bisa kita ambil dari ethos kerja di MLM, yg mungkin juga hasil dari berbagai pelatihan di atas:
1. Mereka rajin memberikan motivasi kpd downline
2. Mereka rajin membina hubungan dgn downline dan pelanggan
3. Mereka memiliki skill marketing yang sangat baik
4. Mengusai product knowledge yang baik
5. Mereka punya semangat juang yang bagus dan tidak mudah menyerah
6. Selalu bersikap positif
Coba bayangkan kalau kualitas2 tersebut di atas ada pada karyawan kita. Sdh bisa dipastikan karyawan tersebut akan menjadi karyawan favorit kita. Lalu kenapa mereka memilih bisnis MLM. Kadang2 krn mereka memang tidak punya pilihan. Dipecat, ingin ‘kebebasan’ (tdk suka punya boss), tidak punya modal besar, tidak punya koneksi dan kesempatan, pendidikan, kualifikasi, usia, kesehatan, dll.
Untuk mereka, MLM sangatlah baik krn dgn modal kecil mereka sudah bisa mulai usaha, bisa belajar berdagang/bisnis, mereka juga mendapatkan pelatihan2 untuk pengembangan diri mereka agar pada saatnya nanti mereka memiliki kesempatan bisnis yang lebih baik, mereka punya ethos kerja yang baik.
Saya punya eks teman kerja di kantor yg ikut MLM. Saat dia masih kerja di kantor terlihat bahwa hidupnya hanya ikut ke mana angin membawa, tak ada ambisi, motivasi dan semangat. Setelah dia ikut MLM di atas, dia menjadi sangat fokus akan kesejahteraan keluarganya. Bahkan dia sanggup menjadi motivator dalam fora internal MLM tersebut. Tentunya ini adalah hal yg sangat baik bagi perkembangan kepribadian anak2nya nanti. Ayah yg bertanggung jawab dan mau bekerja keras bagi keluarga.
Saya rasa kita jangan terlalu memandang negatif bisnis MLM hanya krn segelintir MLM yang tidak bertanggung jawab. Hanya saja, kita jangan terlalu mengharapkan ‘mujizat’ dari MLM. Bisnis MLM, meskipun penghasilannya kecil, tetapi bila MLM tersebut jelas (Amway, NuSkin) bisa langgeng dan dijadikan sumber pemasukan tetap.
Bila kita memiliki cukup modal, investasikanlah ke bisnis yg lebih ‘real’. Meskipun ‘mimpinya’ tak semegah bisnis MLM, tetapi bisnis2 ini sudah teruji.
Saya punya teman yg bukan member MLM aja bisa kok ya memotivasi orang lain. Dan dia cukup laku diundang ke berbagai seminar motivasi. Saya kira kalo pingin jadi motivator salah satu cara yg paling tepat ya belajar ke pak Mario Teguh, bukan ikutan MLM.
Ikutan nimbrung ya…
Saya adalah seorang dokter, juga seorang dosen tetap di Fakultas Kedokteran Negeri di kota saya. Beberapa kali saya join menjadi member beberapa MLM, pertama dulu Amway, lalu kalau nggak salah Befin dan terakhir K-Link.
Saya join menjadi distributor MLM tersebut adalah untuk membantu pasien mendapatkan kesembuhan melalui jalan lain selain pengobatan medis barat yang saya kuasai. Tapi kemudian berhenti karena kesan yang sangat mengecewakan.
Kesan saya terhadap marketing plan dan tujuan para distributor MLM adalah sebagai berikut:
1. Slogan bahwa bisnis MLM bertujuan untuk membantu orang lain mendapatkan manfa’at yang baik dari produk yang ditawarkan adalah BOHONG BESAR. Tidak ada satu penelitian kedokteran pun yang mendukung khasiat dan kegunaan produk-produk tersebut. Bahkan kalaupun hanya sebagai FOOD SUPLEMEN apalagi sebagai OBAT seperti yang banyak diklaim oleh para tukang obat berkedok distributor MLM.
2. Mereka hanya bisa menyodorkan “testimoni” dari orang-orang yang berhasil sembuh, tanpa dapat menyebutkan berapa jumlah orang yang telah mencoba memakai produk tersebut dan gagal. Kalau 100 orang sembuh dari 10.000.000 orang yang mencoba produk tersebut, apakah masih dapat dikatakan berkhasiat?
3. Tujuan utama distributor MLM adalah UANG DAN KEMEWAHAN. Bukan untuk membantu orang lain yang membutuhkan produk bagus. Distributor-distributor tersebut bahkan tidak peduli dengan efek samping yang timbul akibat produk yang mereka jual, mereka hanya pandai mengelak dan menyalahkan konsumen ataupun “cofounding factor”.
3. Saya pernah mengalami sendiri; GAMAT yang katanya dapat dengan cepat menyembukan luka; ternyata menyebabkan iritasi, alergi dan akhirnya infeksi pada seorang anak yang saya khitan, tentu saya tahu persis prosedur asepsis dan antisepsis. Ini membuat reputasi saya tercoreng. Padahal saya sudah membaca dengan teliti brosurnya dan sudah bertanya kepada upliner saya. Semua mengatakan sangat bagus, tidak ada efek samping dan kata-kata lain yang “menjual”. Sejak itu saya bersumpah untuk tidak pernah percaya lagi kepada yang namanya produk kesehatan yang ditawarkan melalui jaringan MLM.
4. Saya pernah berulangkali diminta untuk memasarkan gelang dan kalung magnetik yang katanya dapat menormalkan kadar kolesterol, asam urat, tekanan darah tinggi dan lain-lain. Ternyata setelah saya coba selama lebih dari 2 tahun tidak memberikan efek apapun terhadap kadar kolesterol dan asam urat saya, ini dibuktikan dengan pemeriksaan laboratorium secara berkala. Akhirnya saya tidak jadi join, padahal banyak sekali pasien yang ingin membeli karena mereka melihat saya memakainya.
Akhirnya, pd sesi ini saya ingin menghimbau kepada anda para distributor MLM, carilah nafkah dengan cara yang halal, menjadi kaya itu baik, tapi jangan dengan menjual harapan palsu kepada orang yang sedang ‘desperate” mengharap kesembuhan dan kesehatan dengan mengkonsumsi produk yang anda jual.
Sadarlah….
(Terimakasih kepada pak Muhara, semoga lebih banyak orang-orang seperti anda, semoga sehat selalu, amien…)
Aamiinn.. terimakasi atas kontribusi & doanya.
dari dulu gua eank g percaya ML, thanx atas infonya……..
kalau ada sejawat dokter yang sudah terlanjur join MLM, atau siapa saja…saya undang untuk berargumentasi secara ILMIAH di forum ini.
untuk sesi ini saya ingin mengulas produk salah satu MLM yaitu “Chlorophyl” yang katanya dapat meningkatkan daya tahan, stamina dan kesehatan melalui mekanisme kerja sebagai “pembantu” haemoglobin dalam membawa oksigen ke jaringan tubuh.
Bagaimana mungkin chlrorophyl dapat melakukan tugas tersebut? apakah ia diabsorpsi dalam bentuk utuh dari saluran cerna? tidak mungkin kan? karena struktur chlorophyl mirip sekali dengan haemoglobin dengan 4 atom Fe, artinya chlorophyl adalah suatu macromolecul yang harus dipecah agar dapat diabsorbsi, bukankah ini akan menghilangkan efeknya yang katanya menyerupai haemoglobin? atau ia dapat disusun kembali di dalam sirkulasi darah? kalau benar, kenapa darah kita tidak berwarna hijau kalau mengkonsumsi chlorophyl?
Ada yang bisa jelaskan ???
bukankah ini adalah suatu pembodohan massal?
bukankah ini adalah suatu kebohongan publik (alias membohongi publik)?
*saya kasi tambahan dikit pak kommentarnya -yg dalam tanda ( )- biar tidak ambigu 😀 .. Makasi sudah meramaikan forum saya..
iya benar…
terimakasih pak Muhara.
saya kasihan melihat saudara-saudara kita yang mau saja dibohongi.
Itu makanya persyaratan agar suatu bahan dapat dikatakan berkhasiat harus melalui uji yang amat sangat ketat dalam dunia kedokteran, apalagi kalau kita meneliti persyaratan yang dikeluarkan oleh FDA (BPOM nya Amerika), ampun deh…ketat banget syaratnya. Harus melalui uji klinis bertahun-tahun baru dapat dikatakan aman dan berkhasiat.
belum lagi hampir semua MLM itu berasal dari Malaysia, jelas menyedot devisa yang tidak sedikit. Malaysia tahu persis bahwa orang Indonesia merupakan sasaran empuk utk dibodohi dan dikuras uangnya karena mudah percaya dengan iklan dan propaganda.
ada yang sudah pernah berobat ke Penang dan Kuala Lumpur? disana berlaku “ada uang pasien disayang, uang habis pasien ditendang”. Nggak percaya??? coba aja…. ntar sharing disini ya…
Pak Aryanto, pak Andri dan pak azis fauzy…kenapa diam saja… speechless? lidah anda kelu? atau anda memang mengakui kebenaran pendapat/komentar saya dan pak Muhara?
saya TANTANG anda untuk merespon komentar saya…
Tunjukkan bahwa anda layak disebut sebagai DISTRIBUTOR/LEADER MLM yang selalu pantang menyerah untuk memotivasi downline. Undang upline dan downline anda dalam forum ini untuk melihat pendapat lain secara FAIR, jangan cuma beraninya mendoktrin downline dan “mengkultuskan” Robert Angkasa atau siapapun yang sudah berada di puncak.
saya tantang anda untuk berargumentasi secara dewasa, ilmiah dan elegan…
saya cuma berdua dengan pak Muhara, anda undang saja sebanyak-banyaknya orang-orang yang berpihak kepada anda dan MLM, ayo….. lawan kami dalam berargumentasi.
beranikah anda semua…????
paling banter anda semua cuma akan mengatakan kami adalah orang yang apatis, egois, mau menang sendiri, tidak punya semangat juang utk maju, anti perubahan, penuh dg pikiran negatif dan ga mau action (ngurusin teori aja). keras kepala, tdk mau terima penjelasan dr orang lain, dan sebagainya.
berarti anda semua adalah orang yang antikritik, tidak bersedia berdebat secara FAIR, sebenanya anda semua persis seperti apa yang anda tuduhkan kepada pak Muhara. (baca alinea sebelum ini).
Yang tidak mau menerima penjelasan orang lain itu anda semua, ayo dong yakinkan kami…masak begitu saja sudah menyerah…katanya anda semua pantang menyerah dalam memprospek.
baru melawan dua orang dengan fikiran logis saja sudah KO??? Anda semua bisa kaya seperti sekarang (benarkah?) kan karena sistem piramid. bukan karena produk yang anda jual itu memang berkualitas.
dan pernyataan pak azis fauzy benar membuktikan ucapan saya yang mengatakan bahwa anda….
…PARA DISTRIBUTOR MLM CUMA MENGUKUR KESUKSESAN HANYA DARI UANG, HARTA DAN KEMEWAHAN; BUKAN KEPUASAN KARENA MEMBANTU ORANG LAIN SUKSES.
TIME WILL TELL THE TRUTH !!!
Selamat akhir pekan semuanya,
saya heran koq tidak ada yang menanggapi tulisan saya, semoga saja anda sudah sadar, semoga bukan karena “culun” karena saya “telanjangi” rahasia anda disini.
saya fikir-fikir MLM merupakan wadah yang cocok sekali untuk tempat bertemunya orang-orang yang putus asa karena sudah capek miskin dengan orang-orang yang putus asa karena sudah bosan sakit.
Untuk pencari kesehatan, saya anjurkan jika anda berobat sebanyak 3 kali dan tidak berkurang sedikitpun gejala yang anda keluhkan, sebaiknya carilah dokter/pengobat/obat yang lain. Berarti anda tidak cocok disana.
Pak Muhara…terimakasih karena sudah mengizinkan saya sharing disini. Semoga kita semua selalu sehat wal’afiat, amien…
Artikelnya bagus….. kl menurut saya… ada bener nya, tapi ada yg ga bener nya… tergantung MLM mana atau leader mana yg dijadikan contoh… jd bisa iya bisa tidak…
kesimpulan saya… tidak semua org bisa sukses di bisnis MLM…. sama juga seperti bidang yang lain… sooo jangan terlalu sentimen or tendensius…..
sory kalau komentar saya ngambang…. krn rada dirahasiakan kesimpulan akhir nya… hehehhee…. biar kita ga saingan bisnis….
tapi apapun itu sy terimkasih udah terbitkan artikle ini.. setidaknya sy tau ada org yg meneliti ini.. dan para komentator juga sy ucapkan terimakasih…..
kalau ada yang ga suka sama MLM itu HAK anda…
tapi kalau ada yg membenci org2 yg menjalankan MLM…. maka kasihan sekali anda….. hahahhaha……. krn anda tidak tahu hikmah apa di balik menjalankan bisnis MLM “dengan benar”….
anda tahu apa beda org gagal sama org sukses????
kalau org gagal… ngomong nya kencang/guuudeee….. bukan karena mereka sok tahu… tapi karena mereka sangat mencintai lingkungan org org disekelilingnya… agar teman2 nya tidak ikut2an gagal seperti dirinya…..
(berterimakasihlah kita pada org2 seperti ini, krn kepedulianya dan cinta kasih nya kepada sesama)
kalau orang Sukses… ngomong nya Slow… pelannnn…… bisisk-bisik…
anda tau????
KARENA MEREKA GA MAU ANDA JADI SAINGAN BISNIS NYA!!!!!!!!!!
minggu kemaren di presentasi property… ada bapak2 yang sangat ramah… beliau punya bisnis… tapi pas sy tanya kiat2 suksesnya beliau, beliau senyum2 aja…. habis itu beliau teken transaksi untuk pembelian property senilai 1,3 M….buset dah….
so jangan berharap ada leader MLM sukses akan membagikan kiat2 sukses nya agar tidak seperti yang tertulis di artikel ini… karena itu rahasia mereka….
kita ga akan tahu…
so kalau ga suka MLM jangan menghasut org2 untuk membenci pelaku MLM…. mereka bukan gayus.. mereka bukan koruptor… kalau mau membenci… benci lah orang2 yang tidak bisa membantu org2 sekitarnya ketika mereka membutuhkan uang, ketika mereka membutuhkan pekerjaan….
orang yang bisa nya cuma berkoar-koar tapi tidak memberikan bantuan yg berarti….
dari pada anda berkoar-koar.. mending anda bantu temen anda cari pekerjaan atau binis yang bagus menurut kacamata anda…..
tidak ada yang abadi di dunia ini… termasuk MLM dan pekerjaan/bisnis yang anda jalankan saat ini….
Tuhan Maha Adil… semua di kasih giliran berjaya…. dan kita harus jeli terhadap perkembangan zaman.. apa yang bakal trend…..
mungkin yang bakal trend itu profesi medis, akuntan (seperti yg terjadi di Prov Riau)…. tp setelah itu.. pasti gantian lagi.. mungkin diganti profesi perminyakan….
anda juga yang dapat uang dari internet.. apa masih yakin akan dapat uang dari internet lagi 10 tahun yang akan datang dengan blog anda????
bisa jadi teknologi berubah…. dan profesi ini ga akan laku lagi.. dan ketika itu orang2 akan berbondong2 memaki profesi pencari uang dari blog… seperti anda yang lakukan saat ini….(dan anda termasuk salah satu org yang dimaki)
jadi jangan merasa paling benar…. yang paling benar itu cuma Tuhan…..
kerjakanlah profesi kita dengan setulus hati untuk memberikan pelayanan kita kepada org lain…… PASTI UANG DATANG!!!!!!
hmmm…. ga mungkin lah leadernya ga kasi trik. Kan mereka butuh ngerekrut orang juga, kalo donlen nya sukses kan dia ikutan sukses. Mungkin orang yg anda tanya itu senyum2 karena pertanyaan anda sebenernya terlalu simpel & sudah umum.. bisa jadi gt kan?
One more thing, mlm tu secara teknis beda jauh sama cari duit pake blog, adsense dll yg model2 onlen. Seandeinya gagal pun ga ada implikasi ke orang lain.
MLM itu memang menghancurkan kok pak. Saya banyak lihat orang MLM yang keluarganya berantakan gara2 pakai kaca mata kuda. Memang untuk melihat sesuatu lebih luas harus keluar dari kotak MLM itu sendiri.
Waktu saya masih di MLM, saya juga berpendapat seperti pak Andra. Pokoknya MLM is the best way. Ternyata setelah saya berhenti dari MLM dan berusaha sendiri, kehidupan saya jauh lebih baik. Sekarang saya juga sudah punya karyawan yang otomatis membantu kehidupan mereka.
kl saya diprospek mlm, saya tanya sdh berapa lama bergabung di mlm itu, sdh balik modal blm? Dari semua jawaban yg sdh dihiperbolakan saya yakin mereka bohong. Sdh saya cb cni, klink, forever young, dll. Ga ada yg sukses lama.
Betul sekali pak deki
@deki : masuk akal ^^
Seru juga nih>>
salam kenal buat pak muhara….
Sebelumnya saya mau tanya sama bapak, apakah bapak pernah menjalankan bisnis MLM?
memang benar semua MLM melakukan 10 kebohongan tersebut.
tapi ada mlm yg hanya sekali modal seumur hidup….peluang bonus perhari…dengan perhitungan bonus sederhana.
Menurut bapak bagaimana?
Apa strukturnya bermodel piramida? Kalo uplinknya mendapat insentif karena kerja downlinknya ya sama aja.
Andra:
orang sukses adlah orang yg berhasil membuat org lain sukses juga. Jd kalau ada org yg auranya BERSAING berarti dia bukan org sukses.
orang SUKSES membawa aura KRJASAMA/MITRA.
Pak Ucok Nangka, betul orang sukses membuat orang lain sukses juga. Tetapi orang sukses harus punya aura bersaing. Bagaimana dia mau berkompetisi dengan orang lain atau perusahaan lain kalau ga punya aura bersaing?? Tolong jelaskan perusahaan mana yang bisa besar tanpa bersaing? Perusahaan MLM sekalipun bersaing dengan kompetitornya.
hehehe.. Pak Muhara, saya sepakat dengan bapak. Kalau ada yang mau diskusi soal MLM boleh dengan saya. Saya sempat di CNI 2001 – 2005, dapat KKSM (Komisi Kepemilikan Sepeda Motor). Tapi itu tidak sebanding dengan apa yang sudah saya keluarkan. Anda boleh tanya nama saya pada tahun itu, downline dari Stevie Lengkong, trainer di PPI jalurnya Bp. Alex I.W. kemungkinan banyak yang kenal saya.
Orang MLM ga bisa menampik 10 kebohongan besar yang tertulis di sana kok. Dan itu bukannya tanpa dasar, itu berasal dari sebuah buku terbitan luar negeri. (saya lupa judulnya – dan buku itu dari riset ilmiah)
Silahkan yang mau diskusi dengan saya.
pak anton bisar, saya boleh minta nomer telfon atau pin bbm? saya mau diskusi masalah cni, ayah saya tergiur oleh ajakan cni, saya takut ayah saya terjebak dengan keputusanya tersebut,.
assalamu’alaikum…
nimbrung nih, kyknya asik.., itung2 nambah keuntungan buat pak Muhara moga2 topiknya serius, bukan skedar buat ngramein blog. (ktipu lagi sy klo bgitu. mf pak)
(bingung nih mo milai dari mana).sy udah berapa kali ikut mlm, mungkin lbih dari 5X tp hasilnya nol. awalnya jelas, tertarik sama bonusnya. tp saking begonya sy jd ktipu mulu. sekarang lg fakum.
klo ky pak muhara, pingin tau itung2an rugi-laba, cost, prediksi dan sgala mcm sbnarnya bisa. ini yg jd alasan knapa semua mlm yg sy ikuti ga sy jalani, itu krn dulu sy ga bisa bikin laporan keuangan yg sehat. ga ada yg masuk di logika sy meskipun salah 1 upline sy sudah bisa dapat bonus 21 juta/bulan waktu itu. masa belum apa2 sudah suruh tutup poin dengan nilai lebih dari sparo gaji sy, lha sy makan apa?
klo diikuti sbenarnya ada bbrp mlm yg punya nilai plus. terutama pendidikan dari perusahaan yg sungguh menciptakan mental yg positip dan tahan banting. ini diperlukan buat modal dalam bisnis apapun. cuma lagi2 harga produk susah dijangkau. tp ini bukan alasan utk mnentukan baik dan buruknya mlm. sgala ssuatu baik klo tergantug darimana kita menilainya. jangankan mlm yg nyata2 banyak org yg gagal. penjual mainan bocah aja mpe sakit ati gara2 dikatain jualannya jelek demi anaknya biar ga nangis terus.
mf pak muhara, klo sy ngasih ilustrasi gini gimana?
gambarannya bgini: sy akan dapat bonus dalam waktu 3 bln sebesar 4juta klo dlm grup sy terjadi pnjualan 10.000 point. untuk itu sy menentukan target sbb:
dalam 1 minggu sy hrs bisa menjual 2 paket produk dan sy membimbing kdua rekrutan sy utk mlakukan sprti yg sy lakukan. dalam waktu 3 bulan sy akan memiliki point grup skitar 153.000 point. dengan catatan smua member belanja 20 point (100rb slama 2 bulan berturut-turut). ini jauh dari target perusahaan yg cuma 10.000 point. tentunya pd prakteknya tidak mungkin pas. bisa kurang bisa malah lebih. trgantung kemampuan kita memanage member.
mungkin itung2an bisnisnya jd kyk gini:
modal awal (daftar) : 30rb
biaya pembelian produk 100rb slama 2 bln=200rb.
tutup point di bln k-3=1 juta.
biaya trnsport = 0
koneksi iternet = 125.000/ bulan X 3 = 375.000
biaya lain2=100.000
total = 1.705.000
jd utk dpt bonus 4 juta sy harus kluarin duit 1,7jt.
tukang bisnis pasti mau ngjalanin. itu dalam kondisi normal. yg namanya resiko smua bisnis ber-resiko. klo kepastian smua kepastian keberhasilan bisnis sangat tergantung pelakunya. klo soal hanya menguntungkan org yg berada diatas wong ya jd karyawn jg cuma nguntungin bosnya. kita kbagian dikit.
mungkin sgini dulu pak, mohon pencerahan…
wassalam…
Bagaimana jika anda dalam kurun waktu yg anda tentukan itu penjualan produk anda dibawah target anda, atau bahkan tidak terjual sama sekali? Malahan ongkos operasional anda terus keluar ??
ucok yg katanya faham dgn ilmu kedokteran..kl anda org berpndidikan,kok bahasa anda tidak mencerminkan seorang yg berpendidikan..menantanglah..apalah..gini aja..kami sdh membuktikan,bahwa sukses yg sebenarnya,adalah banyak mensukseskan org lain..kl bicara modal yg km keluarkan,dan sebandingkah dgn yg kami dapatkan..saya sdh menghitungnya,dan bukan lg sebanding..malah yg saya dapatkan sdh melebihi modal yg saya keluarkan..dan ini bukan menyombongkan,ini yg dipertanyakan..buat ucok yg sok jd dokter..mitra saya jg org2 kedokteran dan telah sukses diMLM,dan mreka telah meneliti bagaimana system kerja produk,dan yg paling utama cara pemakaiannya..jd kl anda pernah berhenti diMLM,jgn menyalahkan org lain/perusahaan..salahkan diri anda dl,sudah benar kah yg anda lakukan,sdh sebegitu pahamkah anda dgn produk2nya?
Boleh kok anda membagi pengalaman anda disini..
ada beberapa point saya SANGAT SETUJU! terima kasih telah memberi masukan buat saya pak. ini hrsnya jd wake up call buat semua perusahaan dan praktisi MLM untuk koreksi dan introspeksi. kalau ada yg bilang MLM bersih dari penipuan, sejauh yg saya lihat itu berarti tidak mau atau tidak mengakui kenyataan yangterjadi di lapangan.
Tidak ada asap tanpa api, kalau praktik2 MLM tidak pernah menipu dan merugikan, tentu saja tidak akan pernah ada org2 yg ‘teriak’. Kenyataannya praktik MLM ini sangat sangat rawan membuat orang terjebak paham materialisme dan fanatisme buta.
Saya tidak anti MLM, bahkan saya juga baru saja terjun di bisnis ini. Saya hanya ingin merumuskan bagaimana sih seharusnya kita bersikap dalam menjalankan bisnis ini?
Saya percaya suatu sistem itu tidak ada yg benar atau salah, tetapi hanya ‘oknum’ nya yg salah. krn MLM ini bisnis yg sgt tergantung kpd masing2 individu, jelas sekali bisnis ini rawan penyimpangan.
Alangkah baiknya jika kita bisa berdiskusi dan merumuskan bgmn seharusnya bisnis MLM ini dijalankan, tanpa hrs dicap sebagai penipu, dan benar2 bisa memberikan sumbangsih yg nyata bg bangsa ini.
Yang paling enak itu membuat MLM sendiri…
Jadi upline nomer 1, pesen obat/produk yg nggak begitu laku, trus labeli dengan logo MLM, enak kan, gak ada resiko uangnya dimakan upline (kan upline paling atas), tinggal rekrut orang saja jadi downline nya…
Masalah moral???, biar urusan yang ikut MLM saja dengan Tuhan.
Bener2 diskusi yang menarik,..numpang share pengalaman..sory klo bahasa pake bhs anak muda,..dulu sewaktu awal2 kuliah pernah diajak sohib ikut mlm,..awalnya sih gw diajak ikut menyimak presentasi,..waktu diajak ikut presentasi gw cumen bisa bilang woow,..gimana enggak presentasi tersebut digambarkan klo kita berhasil sampe tahap posisi tertentu (gold/lion star) kita dijanjikan mendapat kapal pesiar ampe jet pribadi,.muke gile,..nyaingin pemain bola CR7 donk,..ato maurinho dengan jet pribadinya,..well apapun reward yang dijanjikan kita kesampingkan dulu,..akhirnya setelah lama dirayu gw join tp sebatas membayar biaya member card juga tanpa pembelian produk tp dengan syarat gw hanya ikutin dolo alur sistem mlm ini,..nah setelah mengikuti banyak apa dan bagaimana sistem mlm ini bekerja di masyarakat gw melihat bahwa mlm ini memang rawan masalah moral,..banyak para pelaku mlm yang cenderung memaksakan kehendak agar si calon mau jadi downline,..kelihatan koq mana yang benar murni menawarkan dengan yang mana menawarkan dengan sedikit memaksa,..memang tidak bisa dipungkiri sistem ini bekerja dengan membantu upline dan downline untuk sukses bersama,..mereka menawarkan kesuksesan bersama jika downline bisa menjadi upline dengan mencari downline bagi dirinya sendiri,..dengan iming iming mengajak mereka untuk sukses bersama (saya yakin dalam hati kecil anggota mlm mreka tidak berpikir dalam membantu tetapi motivasi lebih pada bonus yang akan diterima jika berhasil menggaet downline baru),.banyak kejadian jika perlakuan upline terhadap downline baru jika sudah tidak prospektif lagi mereka akan diabaikan,.untuk itulah pihak praktisi mlm jangan cuman memikirkan bonus tapi bagaimana cara memikirkan nasib downline yang telah mengeluarkan duit yang tidak sedikit,.gw kuliah management keuangan dan gw paham apa yang dijabarkan penulis blog memang sesuai dengan logika dan pemikiran,,,bukan cuman modal ngomong “salam semoga sukses selalu”
Terimakasih telah berkontribusi.. 🙂
Memang benar, pernah saya punya pengalaman, beberapa teman yang sempat stress berat karena MLM asing abal-abal. MLM tersebut bergerak di investasi emas yang katanya bakal balikin keuntungan 100% dalam satu tahun, dan investasi awal sebesar 10 emas. Awal-awalnya sih emang dapat pengembalian, dibuktiin dengan masuknya kompensasi ke rekening.. dan itu emang benar.
Setelah sekian bulan, teman ini semakin yakin dan maruk serta mulai dengan investasi besar-besaran dengan mengajak teman-teman lain untuk ikutan gabung dengan MLM ini.. Malah ada yang sampai pinjam duit ke bank ratusan juta dengan menggadaikan SK mereka.. tau nya perusahaan itu kolaps akhir 2012 kemarin.. tapi ga lama kemudian menawarkan jenis invesati berbeda “Investasi Platina”.. nah lucunya teman saya itu masih tetap juga yakin dengan MLM ini..
Saya udah nasehati, udah duit hilang, masalah baru datang dengan hutang bank yang harus dilunasi.., kena deh..
Logika saya, Kl emang investasi itu benar, atau apapun MLMnya, pastinya orang bank dan pasar saham akan ikutan.., tapi ternyata tidak! alasannya karena merekalah yang paling paham tentang jenis investasi dan kelayakannya..
Ini tergantung dengan bijak nya kita, apa mungkin investasi yang menghasilkan pengembalian yang besar dan membangun mimpi-mimpi sesuai dengan kontribusi kita.. “syukur-syukur kita tidak di cap tukang hayal” Intinya, kalau mau kaya, ya usahalah dengan cara-cara yang wajar dan rasional.. 😀
Salam kenal
Hmm… itu rupanya money games. Money games akan tetap berjalan selama mendapat korban baru. Dan satu yg perlu diingat, sebenernya tidak ada yg namanya investasi emas. Investasi adalah menggerakkan uang melalui sebuah usaha riil untuk menghasilkan uang lagi. Tidak dengan mendeposit emas. Dahulu disebut investasi emas karena dahulu mata uangnya ya emas itu sendiri. Emas digunakan modal untuk mengusahakan barang (ternak, pertanian, jual beli dsb) lalu menghasilkan emas lagi. Sekarang kan tidak, krn kita pake uang kertas. Sedangkan teorinya uang beredar sebanyak cadangan emas yg disimpan pemerintah, tapi inipun sudah tidak berlaku lagi.
Jadi anggapan investasi emas itu sebenernya adalah untuk menjaga nilai tukar uang dengan menabung emas sejumlah nilai tertentu. Bukan investasi dgn menggerakkan emasnya. Karena pada dasarnya nilai emasnya jika dijadikan uang kertas akan memiliki nilai tukar yg sama di masa depan meski nilai nominalnya lebih besar.
Salam kenal juga… 🙂
Kesimpulannya bagaimana ya Pak?
intinya kalo berbisnis haruslah berorientasi ke penjualan produk, bukan bonus pesiar ke luar negeri, mobil mewah dan janji2 muluk lainnya… saya berkali2 ditawari untuk ikut MLM, tapi kebanyakan menjanjikan impian2 hidup, buat saya ga penting, yg penting itu produknya bisa dijual gak ke pasar…
tetapi ketika saya tanyakan tentang “produknya” , kebanyakan mereka ga bisa meyakinkan saya, bahwa produknya berkualitas atau tidak ??
sebenarnya MLM nya ga masalah, yg jadi masalah ketika MLM berorientasi menjanjikan mimpi yg muluk2 itulah yg jadi masalah. Padahal dalam berbisnis, haruslah berorientasi ke penjualan produk yg tinggi, bukan cari member yg banyak2
Nah skrg tahun 2020, orang2 MLM yg pada komen di atas sekarang apa kabar? Apa sudah pada sukses semua skrg? Hehehe…
Saat ini banyak yang memanfaatkan situasi dengan bilang bisnis MLM padahal mereka Money Game dan skema Ponzi.
BYW, apakah bisnis My Way Indonesia prospeknya lebih baik? Harga produknya sangat berbeda.
MLM ini sistem. Baik buruknya dinilai dari sistemnya seperti apa. Bukan dari harga produknya.