Pernah dengar cerita Walisongo, baca bukunya atau penah nonton film walisongo di TV ? Benarkah Walisongo pernah hidup ataukah cuma legenda atau mitos belaka..?
Waktu kecil, penulis pernah lihat film walisongo di TV, namun belum melihat kejanggalan-kejanggalan. Sampai akhirnya terpikirkan kejanggalan2nya, di antaranya :
1. dalam film itu 9 wali berkumpul dalam suatu tempat membahas suatu masalah. padahal kalao kita mencari silsilah mereka, maka dapat diketahui bahwa wali A adalah anak wali B, wali B punya anak lagi wali C. bahkan ada wali yang hidup tidak sezaman (tidak pernah bertemu). namun anehnya dalam film tsb mereka seolah2 berumur sama, sudah beruban semua.
2. yang paling parah adalah kisah sunan Kalijogo, dimana dikisahkan sang sunan bersemedi dipinggir kali (sungai), berhari-hari sampai lumuten (tumbuh lumut ditubuhnya), hanya untuk diterima jadi murid wali lain. dan ada ritual peresmian menjadi wali, dengan diubur.
Keanehannya adalah : kalau benar sunan kalijogo berhari-hari semedi di pinggir kali maka dia tidak sholat, kalau buang air ga cebok dll. maka justru ini menyimpang dari ajaran Islam yag lurus. Maka cerita ini sangat perlu untuk dicari kebenarannya. Apakah benar seorang wali berbuat begitu ? ataukah ini hanya cerita dusta yang disandarkan kepada sang wali tsb ?
Orang yang meninggalkan shalat dengan sengaja hukumnya kafir, ini menurut pendapat yang paling benar di antara dua pendapat ulama, yang demikian ini jika orang tersebut mengakui kewajiban tersebut. Jika ia tidak mengakui kewajiban tersebut, maka ia kafir menurut seluruh ahlul ilmi, demikian berdasarkan beberapa sabda Nabi shollallaahu’alaihi wasallam:
رَأْسُ اْلأَمْرِ اْلإِسْلاَمُ وَعَمُوْدُهُ الصَّلاَةُ وَذِرْوَةُ سَنَامِهِ الْجِهَادُ
“Pokok segala urusan adalah Islam, tiangnya adalah shalat dan puncaknya adalah jihad.”. Dikeluarkan oleh Imam Ahmad (5/231), at-Tirmidzi, kitab al-Iman (2616), Ibnu Majah, kitab al-Fitan (3973) dengan isnad shahih.
إِنَّ بَيْنَ الرَّجُلِ وَبَيْنَ الشِّرْكِ وَالْكُفْرِ تَرْكُ الصَّلاَةِ.
“Sesungguhnya (pembatas) antara seseorang dengan kesyirikan dan kekufuran adalah meninggalkan shalat.”[Dikeluarkan oleh Muslim dalam kitab Shahihnya, kitab al-Iman (82)]
اَلْعَهْدُ الَّذِيْ بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمُ الصَّلاَةُ، فَمَنْ تَرَكَهَا فَقَدْ كَفَرَ.
“Perjanjian (pembatas) antara kita dengan mereka adalah shalat, maka barangsiapa yang meninggalkannya berarti ia telah kafir.”[Dikeluarkan oleh Imam Ahmad (5/346) dan para penyusun kitab Sunan dengan isnad shahih, at-Tirmidzi, kitab al-Iman (2621), An-Nasa’i, kitab ash-Shalah (1/232), Ibnu Majah, kitab Iqamatus Shalah (1079)
مَا سَلَكَكُمْ فِي سَقَرَ. قَالُوا لَمْ نَكُ مِنَ الْمُصَلِّيْنَ
“Apakah yang memasukkan kalian ke dalam neraka Saqar?” Mereka menjawab, “Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat….” (Al-Muddatstsir: 42-43)
3. cerita tentang walisongo jika diteliti tidak ada sand yang shohih. semuanya berdasarkan katanay dan konon. sehingga keaslian ceritanya sangat diragukan.
Abdullah bin Mubarak (wafat th. 181 H) berkata : “sanad ini dari agama, kalau seandaianya tidak ada sanad, maka orang akan berkata sekehendaknya apa yang ia mau“. (syarah Muslim Nawawi 1/87)
Imam Muslim meriwayatkan di dalam mukaddimah shahihnya dari Ibn Sirin rahimahullah, yang berkata, “Dulu mereka tidak pernah mempertanyakan tentang sanad, namun tatkala terjadi fitnah, mereka mengatakan, ‘Tolong sebutkan kepada kami para perawi kalian.!’ Lalu dilihatlah riwayat Ahlussunnah lantas diterima hadits mereka. Demikian pula, dilihatlah riwayat Ahli Bid’ah, lalu ditolak hadits mereka.
Entah siapa yang memulainya, yang jelas sosok para penyebar agama Islam yang baik itu tiba-tiba berubah menjadi tokoh dunia persilatan dengan beragam ilmu kedigjayaan.
Sebagai tokoh penyebar agama Islam, para da’i itu tentu sangat tidak layak untuk digambarkan bagai tokoh dagelan sakti mandraguna. Kita bukan bangga dengan penggambaran yang keliru itu, tetapi kita malah bersedih hati. Kita cenderung berpendapat bahwa rekaan-rekaan seperti ini justru merupakan pembunuhan karakter para tokoh yang sudah berjasa menyebarkan agama.
untuk itu perlu diteliti kembali keabsahan cerita walisongo, agar tidak menyesatkan umat. banyak umat yang terssat akibat kisah kurafat dan tahayul dari wali sanga, sampai-sampai banyak yang ziarah ke makam atau petilasan mereka dengan mengharap berkah dan berdo’a disana.
Sungguh ini adalah kesyirikan yang nyata
Seandainya para wali itu benar ada, bukan berarti kita memujanya…
Seandainya para wali itu benar ada, dan mereka berada diatas alhaq, niscaya mereka akan mengingkari pengkultusan terhadap mereka
Dan orang-orang yang kalian seru (sembah) selain Allah tiada mempunyai apa-apa walaupun setipis kulit ari. Jika kalian menyeru mereka, mereka tiada mendengar seruanmu ; dan kalau mereka mendengar, mereka tidak dapat memperkenankan permintaanmu. Dan di hari kiamat mereka akan mengingkari kemusyrikanmu dan tidak ada yang dapat memberikan keterangan kepadamu sebagai yang diberikan oleh yang Maha Mengetahui”. (QS. Fathir : 13-14)
Dan apabila manusia dikumpulkan (pada hari kiamat) niscaya sembahan-sembahan itu menjadi musuh mereka dan mengingkari pemujaan-pemujaan mereka.” (QS. Al-Ahqaf : 4-6)
para wali berdakwah hingga kita smua bisa mengenal Tuhan yang sekarang kita percayai kedaulatannya melalui karya2 wali-wali tersebut yg fenomenal. silahkan browsing makna lagu ilir-ilir yg penuh makna, dan ajaran2 wali2 yg lainnya…
Yang sangat disayangkan pula, tidak ada sama sekali dari para wali itu menulis bahkan satupun karya ilmiah tentang agama yang disebarkannya. Sehingga banyak sekali orang yg tidak bertanggung jawab sak penake dewe ngaku-ngaku suatu perkataan atau perbuatan –padahal aselinya batil– diajarkan oleh mereka.
Pendel bathukmu ngeneh
Lha gimana mas/pak? Atau anda punya bukti otentik berupa kitab/buku yg menerangkan bahwa Sunan Kalijaga misalnya bertapa sekian waktu tanpa makan & minum nunggu tongkat gurunya. Atau mungkin berupa riwayat cerita yg kualitas sanadnya bisa dipertanggung jawabkan dgn syarat-syarat perawi menurut ketentuan Imam Bukhari ? Saya senang jika anda bisa menambah informasi di blog saya ini.
Saya pernah cerita hal yang semacam ini mas bro, alhasil saya digoblok2 ke, hahahahahaha, mungkin wali itu benar adanya, tapi cerita2 mengenainya yang saya kira jelas2 sekali ngawur.
Benar, ceritanya ngawur dan masyarakat dimari sudah terbiasa berfikir irrasional. Mungkin kalo kita ada mesin waktu dan melihat ke zaman mereka hidup, kita akan menemukan mereka seperti halnya KH Zainuddin MZ, KH Abdullah Gymnastiar, Ust Wijayanto dll. Bisa jadi cerita-cerita lebay itu ditambahkan untuk melegitimasi dan menarik simpati orang-orang yg belum berislam. Celakanya, cerita-cerita lebay itu dianggap sebagai suatu kebenaran hingga sekarang.
Untuk literatur tentang walisongo saya pernah membaca buku milik saudara saya yang berjudul “MISTERI SYEKH SITI JENAR, PERAN WALISANGA DALAM MENGISLAMKAN JAWA” karya alm Prof. Dr. Hasanu Simon. Disana awalnya beliau ingin mengungkap siap syekh Siti Jenar itu, tapi malah berkembang bahkan lebih fokus pada sejarah Walisanga. Disana disebutkan walisanga lebih dari 9 orang dan tidak semuanya hidup dalam satu zaman. Masa Walisanga. Walisanga terbagi dalam 4 periode kepemimpinan, setiap periode terdiri dari 9 wali. Di periode pertama semua anggota walisanga bukan asli orang nusantara, mereka utusan dari kekhalifahan Turki.
Di dalam menelusuri sejarah walisanga, penulis kesulitan menemukan literatur2 yang otentik, karena kebanyakan kisah2 walisanga sudah banyak ditambahi mitos-mitos. Salah satu literatur sejarah yang bisa dipercaya sekarang ada di Belanda (saya lupa nama literatur itu). Ini ada link blogger yang menuliskan sebagian kecil isi dari buku itu http://sangpenangsang.wordpress.com/2012/04/22/buka-buku-12-sunan-gresik-guru-ngaji-yang-juga-ahli-irigasi/ .
pemikiran anda terlalu keislaman gan, lihat dari sisi kebudayaa gan.. karena islam kita masuk melalui budaya.. anda kayaknya kurang baca buku sejarah gan… sebagai referensi saja silahkan anda baca buku karya prof. KH. Agus sunyoto dosen sastra inggris UGM yg berjudul “atlas walisongo” dibuku itu diceritakan Walisongo secara ilmiah, bukan dengan cara seperti dongeng… silahlan dibaca agar anda tidak buta sejarah dan mendeskriditkan walisongo dengan pola pikir anda sendiri, karena menurut saya, anda masih sangat buta sejarah sekali…
Aspek budaya itu masalah lain. Ini bukan budayanya yg saya bahas. Tetapi sejauh mana kebenaran kisah-kisah yg mengiringi dakwah kegiatan dakwah mereka. Apa bukti otentiknya? Mahasiswa ilmu budaya pun nyusun tesis maupun skripsinya tentulah pula pake landasan ilmiah dan bukti otentik yang memenuhi kaidah penulisan karya ilmiah. Bukan katanya jarene. Kebetulan saja dlm tradisi islam pencarian teori dan fatwa selalu didasarkan pada kitab suci dan petunjuk Nabi.
Alah mas mas sampean kakean dalil.sampean sudah mengislamkan berapa orang?? Hargai jasa para wali yang mengislamkan nusantara..tanpa jasa para wali belum tentu sampean islam
Ya kalo mau beragama berdasar sukasuka perasaan, prasangka, dongeng & hawa nafsu silahken saja. Mau percaya hoax Sunan Kalijogo motong rambut pake jari silahkan juga. Mau yakin Syekh Siti Jenar berubah jadi cacing boleh saja. Agama Islam diajarkan Nabi Muhammad salallahualaihi wassalam bukan cuman untuk Wali 9. Cerita-cerita khurafat ga jelas & ga logis itu justru melecehkan Wali 9. Kok nganggep Wali 9 satusatunya golongan yg nyebar islam di Jawa, emang pernah ke masa lalu ya? Nusantara?? Jawa aja kalee..
Baru nemu artikel ini….mas Muhara, intinya, yang TIDAK anda yakini itu apa?
1. Keberadaan walisongo?
2. Kisah2 mistis atau cerita walisongo?
Sila dibaca lagi. Mudah-mudahan menemukan jawabannya.
Tong belajar fiqih dlu yg bener. Baru komentar wali songo. Apalagi soal khilafiyah
Saya sedang tidak membicarakan fiqih. Silahkan dibaca ulang. Point saya disini adalah valid tidaknya kisah tersebut berdasar literatur yang beredar sehingga pembaca bisa mensimpulkan itu hoax atau betulan. Oiya, soal khilafiyah, itu tidak untuk perkara yang sudah jelas semacam kewajiban shalat 5 waktu.